Sabtu, 12 Juni 2010

Surprise dari Umi


Pagi itu 11 Juni 2010 Umi, begitu saya memanggil pendamping setia yang sudah mendampingi lebih dari 10 tahun dalam suka dan duka mengoyang- goyangkan tubuhku. "Bi... bangun dikit lagi subuh.". "Wuaahhh..aaahhhh... "sahutku sambil merubah posisi tidur untuk kemudian melanjutkan mimpi yang terputus oleh suara Umi. " Bi bangun...dikit lagi subuh, ayo dong...jangan sampai ketinggalan jama'ah biii..". huup kupaksakan bangun walaupun mata ini masih terasa berat.Keluar dari kamar langsung kunyalakan lampu ruang tengah dan langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan badan.

Sesaat setelah masuk kamar mandi terdengar azan subuh memecah keheningan pagi. 'Alhamdulillah hambamu masih bertemu dengan hari dan memulainya dengan sholat berjamaah," gumamku sambil menyegerakan prosesi rutin tiap pagi ini. Saat keluar kamar mandi kulihat umi sudah bangkit dari peraduannya, tampaknya tak mau ketinggalan untuk sholat subuh diawal waktu. Selesai mandi langsung berpakaian dan dari masjid sayup-sayup terdengar Iqomah pertanda sholat jam'ah segera dimulai. Aku pun bergegas menuju masjid dengan terlebih dulu menggeser kuda besi yang sengaja diparkir didepan pintu untuk mengganjal pintu. Setelah kunci pintu pagar terbuka segera saya bergegas menuju masjid yang berjarak 200 meter dari rumah. Sayup-sayup terdengar alunan bacaan alqur'an dari suara Pak Topo yang pagi ini menjadi imam subuh mengiringi langkahku menuju masjid.

Tiba dipintu masjid saya langsung menuju saf paling depan karena memang seperti bisanya jama'ah subuh di Masjid Minhaajul Jannah paling banyak satu saf setengah, tapi lebih sering sih satu saf.

selesai salam seperti biasanaya dilanjutkan dengan dzikir. Selesai dzikir saya bergegas kembali kerumah. Diujung gang saya melhat keanehan dirumah saya. Saat itu saya lihat kok rumah gelap sekali, "mungkin mati listrik." gumamku. Tapi setelah saya tengok ke kiri dan kanan tetangga semuanya tampak terang benderang." Ada apa ya?...

Sambil penasaran saya mempercepat langkah menuju rumah, Khawatir ada terjadi sesuatu dirumah. Dengan sedikit heran yang tersisa kucoba membuka pintu pagar dan bergegas membuka pintu rumah yang saat itu hanya terlihat sedikit cahaya temaram.
Perlahan kubuka pintu rumahku yang memang agak sedikit bermasalah akiba banjir tahunan yang rutin menggenangi rumah kami. Sehingga setiap pintu terbuka pasti menimbulkan suara yang sedikit menganggu keheningan pagi itu.

Saat pintu terbuka saya terbelalak kaget !!!....
Yah, tampak umi bersama dua putraku yang pertama dan kedua Sandy & Zaidan tampak duduk bersila mengelilingi kue tart lengkap beserta lilin yang menerangi ruang tengah sambil mengucap bersamaan

" Selamat Ulang tahun abi".

Aku terkejut dan terharu melihat hal tersebut. sambil tak percaya aku mendekati orang-orang yang sangat kucintai dan menyalami serta mencium satu persatu dengan keharuan yang mendalam. sekarang tampak dihadapanku wajah-wajah polos dan begitu antusias memberikan kejutan di hari miladku yang ke 34 ini. Tampak tertera tulisan "Happy Birthday Abi" menghiasi kue berlapis coklat tersebut yang saya yakin sudah di persiapkan tanpa sepengetahuanku malam sebelumnya.

Tidak sampai disitu kejutan berlanjut dengan pembacaan surat Al fatihah sebagai hadiah dari putra pertamaku dan dilanjutkan pembacaan surat yang khusus ditulis oleh umi untukku. Begini isinya:

"Cibitung 11 Juni 2010

Selamat ulang tahun Abi.
Semoga dengan berkurangnya umur abi, abi akan semakin bijaksana dalam mendidik kaka Sandy, kaka Zaidan dan dede Khansa.
Tidak lupa juga abi semakin sayang sama umi dan kita semua
amiin....
Semoga yang dicita-citakan abi akan selalu tercapai sekarang dan juga nanti. Amiin...
Kita semua berdoa kepada Allah agar semua keinginan kaka Sandy, Kaka Zaidan, dede Khansa, umi dan Abi dikabulkan oleh Allah di hari ulang tahun abi ini. Amiiin...
Tidak lupa pula abi semakin rajin sholat berjama'ah dimasjid dan sholat tepat waktu.
Semoga ya bii..


Tak tersasa disela sela putraku membaca surat dari umi ini ada gengangan air dikedua mataku. perlahan mengalir membasahi pipi tanpa dapat ku bendung.
Ya Allah Kabulkanlah doa Istri solehah ini yang dalam doa dan harapannnya begitu sederhana. Sholat berjamaah dan tepat waktu.

Saat tulisan ini kubuat tetap mata ini berkaca-kaca menahan keharuan yang mendalam.
Umi terima kasih atas usaha dan upaya umi membuat suatu kejutan buat abi. Padahal keseharian umi mengurus dan merawat tiga buah hati kita dan tugas rutin rumah tangga harian saja sudah menyita banyak waktu umi, Tapi tak membuat umi hilang semangat membahagiakan abi. sekali Lagi terima kasih umi, mudah-mudahan Allah membalas semua jerih payah umi ini dan semoga ketiga putra dan putri kita menjadi anak yang soleh dan solehah, Amiin...